Penanggulangan Sampah


Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.

Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.

Jenis Sampah

Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.

Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sapah bersifat terpusat. Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuag di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.

Alternatif Pengelolaan Sampah

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.

Tangguang Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah

Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility - EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.

Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.

Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.

Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.

Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika.

Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.

Produksi Bersih dan Prinsip 4R

Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah:

Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:

* Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
* Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
* Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
* Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami.

By wong dewek on Senin, 28 Maret 2011 | A comment?

Sejarah The Jakmania

Image The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.

Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil).

Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.

By wong dewek on Minggu, 13 Februari 2011 | A comment?

Update Persija di Samarinda

JakOnline-Team Persisam Samarinda akan menjamu Persija Jakarta dalam partai "Derby Orange" di lanjutan ISL 2010/2011 yang akan tersaji di stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu sore ini, 13/2 yang menjadi partai menarik dengan usungan misi yang akan sama-sama ingin meraih poin sempurna dari masing-masing team, Persisam sendiri nampaknya akan mempertaruhkan "Gengsi Kaltim" dalam partai ini, mengingat Persija Jakarta di dua partai sebelumnya berhasil memperoleh kemenangan atas team Kalimantan Timur lainnya, yaitu Persiba Balikpapan, 2/2 di stadion Persiba Balikpapan dan Bontang FC, 10/2 di Stadion Mulawarman, kota Bontang.

Sementara Persija Jakarta sendiri datang ke Stadion Segiri dengan membawa misi masuk ke peringkat 2 Klasemen sementara ISL 2010/2011 untuk menjaga kans peluang juara ISL musim ini, Coach Rakmad Darmawan (RD) sendiri seperti yang diwartakan dibeberapa harian lokal Kalimantan Timur menyatakan ingin tetap menjaga peluang juara dengan berusaha untuk meraih point di Samarinda, "saya rasa hasil seripun sudah sangat baik untuk menjaga persaingan papan atas" imbuh RD, walaupun diakuinya untuk meraih poin di Samarinda tidaklah mudah, mengingat Persisam samarinda juga dalam kondisi yang meningkat performanya, Jak Online sendiri yang saat ini telah hadir di Samarinda sempat menyambangi team Persija berlatih ringan di Aston Hotel Samarinda, tempat pemain Persija menginap dan suasana latihan Persija tadi pagi cukup santai dan akrab antar sesama pemain dengan team pelatih dan manajemen dan tentunya diharapkan suasana di team yang sudah sangat kompak ini akan berbuah manis pada pertandingan sorei ini.(JO)

By wong dewek | A comment?

U-21 Persija Ungguli U-21 SFC

akOnline-Persija U-21 meraih kemenangan perdananya di ajang Djarum ISL U-21, dua gol Persija diceploskan oleh Riza Maulana yang akrab disapa Gorgon. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta Selatan ini berjalan sangat menarik. Seperti biasa anak-anak kota ini selalu memulai insiatif penyerangan di menit-menit awal.


Permainan berani dan menyerang memang menjadi ciri khas baru Young Tiger sejak ditangani oleh duet pelatih Simson Rumahpasa-Berti Tutuarima yang keduanya adalah eks pemain Persija. Menit-menit awal pertandingan berlangsung sudah banyak peluang yg diciptakan oleh anak anak Jakarta ini. Namun sekali lagi peluang itu terbuang percuma karena duet penyerang Rendy Ardiansyah-Riza Maulan kurang sabar.

Lapangan tengah dan belakang Persija U-21 seperti biasa bermain sangat solid, beberapa kali serangan anak-anak Sriwijaya FC mentok di kaki para pemain belakang Persija U-21. Pergantian cukup mengejutkan dilakukan oleh tim Persija, Arief Dwi yang notabane adalah gelandang serang dari Persija U-21 digantikan oleh Ade Wahyudi yang berposisi penyerang.

Dengan strategi ini, terlihat jelas Persija U-21 sangat bernapsu untuk menang dengan memasang tiga striker sekaligus. Di babak pertama kedudukan sama kuat, tapi dari segi permaianan kedua tim menampilkan permainan menyerang dan sangat menghibur.

Pada babak kedua masih berjalan dalam hitungan menit, Persija U-21 dikejutkan oleh gol dari Sriwijaya FC. Proses gol terjadi karena kurang lengketnya tangkapan dari kiper Persija U-21, Restu Sya'ban, bola liar pun langsung disabar oleh pemain Sriwijaya FC.

Tetapi Persija U-21 langsung merespon gol itu 1 menit kemudian, lewat crossing indah dari Rendy Ardiansyah yang diselesaikan lewat sundulan oleh Riza Maulana. Bola memang sempat membentur tiang, tetapi dengan sigap Riza Maulana kembali menyundul bola muntahan tersebut. Selebrasi Riza cukup membuat para suporter Persija yang datang terlihat senang, dengan bangga Riza mencium lambang Persija di dadanya.

Dukungan penuh yang dilakukan oleh suporter Persija membuat moral pemain Persija U-21 bangkit kembali, ditambah mereka memang anak-anak kota yang lahir besar di kota Jakarta. Permainan pun berubah, anak-anak kota kembali menguasai jalannya pertandingan. Semakin berani dalam menyerang agak sedikit membuat pemain lawan kewalahan.

Peluang dengan tendangan keras Delton Stevano sempat lepas dari tangkapan kiper Sriwijaya FC, tetapi pemain belakang mereka dengan sigap membuang bola. Tak lama berselang umpan dari lini tengah Persija U-21 kepada Riza berhasil dimanfaatkan menjadi gol kedua untuk Persija U-21. Lari kencang adalah ciri dari permaian Riza, tak jarang para penonton meneriakan Riza Maulana dengan sebutan Greg, karena tipe permainannya yang benar-benar mirip dengan Greg Nwokolo.

Hasil akhir dengan kemenangan 2-1 untuk Persija berhasil menempatkan Persija U-21 di posisi kedua dibawah Persib U-21 dengan poin 5. Pertandingan berikutnya, Persija U-21 akan bertandang ke kota Padang guna menantang tuan rumah, Semen Padang U-21 pada tanggal 16 Februari 2011.

Persiapan pemain kembali difokuskan di mess Cilangkap, dan pelatih Simson pun optimis akan meraih angka di Padang. (GRY/JO)


Susunan pemain Persija U-21 vs Sriwijaya FC U-21

Persija U-21 : Restu Sya'ban; Angga Rohman, Ade Fajar, Yusuf Endang; Tri Johan (Barruna Octada), Delton Stevano, Arief Dwi ( Ade Wahyudi ), Fahreza Agamal, Walid Ansori; Riza Maulana (Patih T.), Rendy Ardiansyah

Cadangan : Adixi Lenzivio, Rendy Wijaya, Abdul Tommy

Pelatih : Simson Rumahpasal-Berti Tutuarima

By wong dewek | A comment?

Team Telah Berada di Samarinda.

JakOnline-Team Persija Jakarta pada Jumat pagi tadi, 11/2, telah meninggalkan kota Bontang menuju kota Samarinda, rombongan team berangkat pukul. 06.30 WITA pagi tadi atau sekitar pukul 05.30 WIB menuju Samarinda melalui perjalanan darat dengan menggunakan bis untuk bersiap menghadapi team Persisam pada lanjutan ISL 2010/2011 pada hari Minggu nanti, 13/2 di Stadion Segiri, Samarinda dan informasi yang diterima oleh Jak Online pagi ini, Team Persija saat ini telah tiba di kota Samarinda dan rencananya akan langsung menuju hotel tempat team akan menginap di Aston Samarinda Hotel, Jl. P. Hidayatullah kota Samarinda, Kalimantan Timur dan rencananya informasi yang diterima Jak Online dari Coach RD, team sore ini akan melakukan latihan di Planet Futsal Field, Jl. Muso Salim Kota Samarinda.

Jak Online sendiri rencananya juga akan kembali memberangkatkan team liputan ke kota Samarinda sekaligus nantinya juga akan bersilaturahmi dengan rekan-rekan Pusamania (Supporter Persisam Samarinda) dan juga rekan-rekan PusamCyber (Pengelola Website Persisam & Pusamania) di kota Samarinda, Jak Online sendiri nantinya akan berangkat menuju kota Samarinda pada hari Sabtu Pagi, 12/2 dan akan bergabung bersama-sama dengan rombongan rekan-rekan dari JaKantor Community yang rencananya akan berangkat dalam satu penerbangan yang sama ke kota Balikpapan dan akan langsung menuju kota Samarinda melalui jalan darat, informasi yang diterima Jak Online, rekan-rekan dari JaKemayoran (Jakmania Korwil Kemayoran) juga akan turut hadir ke Samarinda yang akan berangkat pada hari Minggu paginya, 13/2 dan bersama-sama bergabung juga dengan rekan-rekan Jakmania yang ada di Kalimantan pada Minggu Sorenya untuk mendukung Persija menghadapi tuan rumah Persisam di Stadion Segiri, Samarinda.(JO)

By wong dewek | A comment?

Bontang FC Takluk 1-3 Dari Persija

JakOnline-Sukses meraih poin sempurna kembali diraih Persija Jakarta dalam lawatan keduanya di bumi Kalimantan Timur setelah pada pertandingan Kamis malam ini, 10/2 berhasil mengalahkan team Bontang FC di Stadion Mulawarman kota Bontang dengan skor meyakinkan 3-1 melalui gol yang dicetak oleh Oliver Macor melalui dua golnya di menit ke-12 dan menit ke-75 serta gol M.Ilham di menit ke-48 awal babak kedua, sementara gol balasan oleh Bontang FC diciptakan di saat injury time oleh Danny Manangge pada menit ke-90. hasil ini mengantarkan Persija ke posisi ke-3 klasemen sementara ISL 2010/2011 dengan skor 26, sama dengan skor yang dimiliki oleh Arema Indonesia yang unggul dalam selisih gol.
Di partai lawatan berikutnya, Persija akan bersiap menuju kota Samarinda untuk menghadapi team Persisam Samarinda di Stadion Segiri pada hari Minggu, 13 Februari 2011 nanti sebagai partai penutup Persija di leg ke-1 ISL musim 2010/2011,  rencananya dalam partai di Samarinda ini berdasarkan informasi yang diterima Jak Online akan disiarkan secara langsung oleh pihak stasiun televisi resmi ISL 2010/2011 mulai pukul 15.00 WIB dan Jak Online sendiri nantinya juga akan turut hadir langsung di Stadion Segiri, kota Samarinda pada pertandingan ini sekaligus melakukan liputan dan silaturahmi ke rekan-rekan Pusamania (Supporter Persisam Samarinda) bersama dengan rekan-rekan Jakmania lainnya.(JO)





By wong dewek | A comment?

Kekuatan BFC "Pincang", Jak Online Disambut Hangat di Bontang

JakOnline-Bontang FC dipastikan tidak akan diperkuat oleh 3 pemain inti mereka yakni Eka Hera, Cornelius Geddy dan mesin gol andalan mereka Kenji Adacihara. ketiganya karena akumulasi kartu kuning pada pertandingan sebelumnya, namun kemungkinan besar Julius Akossah akan diturunkan pada pertandingan malam ini yang menurut rencana untuk jadwal kick off partai Bontang FC melawan Persija Jakarta akan dimulai pukul 19.00 WITA (Pkl. 18.00 WIB). Coach Bontang FC, Fachri Husaini yang ditemui oleh Crew Jak Online di Bontang menyatakan tetap optimis dapat meraih kemenangan atas Persija walaupun Bontang FC tampil “pincang” malam ini.
Sementara itu informasi yang didapat oleh Crew Jak Online dari Bontang, Persija akan tampil dengan kekuatan penuh dalam menghadapi Bontang FC malam ini, “Persija akan tampil full team kecuali Ramdani Lestaluhu & Alan Martha” demikian ujar Bung Ferry saat berbincang dengan Crew Jak Online di Hotel Bintang Sintuk di kota Bontang tempat team Persija menginap selama berada di kota Bontang. Disisi supporterpun dari hasil kunjungan Crew Jak Online ke markas Bontang Mania di komplek stadion Mulawarman pada Rabu kemarin, 9/2 tampak tengah melakukan latihan beberapa gerakan atraksi untuk memeriahkan pertandingan malam ini dan sambutan rekan-rekan Bontang Mania terhadap Crew Jak Online juga sangat bersahabat dimarkas mereka, rencananya akan ada seremonial pertukaran Syal Bontang Mania dengan Syal Jak Online nantinya sebelum kick off dimulai malam ini di Tribun Panggung Dirigen Bontang Mania yang akan dilakukan langsung oleh Dirigen BFC Sdr. Pheeday "Terima Kasih The Jak Sudah Mau Datang Kesini" kata Rizal dari perwakilan Bontang FC.(Vhy-JO)
Pemutakhiran Terakhir ( Thursday, 10 February 2011 )







By wong dewek | A comment?

Oliver “Machine Man” Makor



Nama Oliver Makor memang sedikit asing di telinga pecinta sepakbola tanah air. Pemain yang akan berumur 37 tahun ini merupakan pemain asing anyar Persija Jakarta. Baru musim ini merumput di Liga Super Indonesia. Makor, begitu nama dia di jersey Persija Jakarta bernomor ‘’22’’.
Oliver Makor lahir pada 9 Oktober 1973 di Liberia. Berposisi asli sebagai gelandang ataupun striker sama baiknya(Utility Player). Mengawali karir di Monrovia Black Star(Liberia) pada tahun 1991-1992 lalu pada 1993 ia pindah ke Julius Berger FC(Nigeria) tahun 1994 ia bermain untuk Canon Yaounde(Kamerun) lalu pada periode 1994-1999 Makor bermain untuk sejumlah klub-klub di Liga Perancis, Grenoble Foot 38(1994-1996), Tours FC(1996-1997) dan Limoges Foot 87 (1997-1999) karir ia pun berlanjut ke Liga Yunani, setidaknya 10 tahun(1999-2009) ia menghabiskan karir nya di negri ‘’1000 Dewa’’ tersebut, Proodeftiki FC(1999-2001) ia bermain 43 kali dan mencetak 13 gol, lalu pada musim 2001-2002 ia dipenjamkan ke klub Eglaeo FC bermain 10 kali dan tidak mencetak gol dan pada musim 2002-2009 ia bermain untuk klub Ionikos FC, selama kurang lebih 7 tahun ia di klub ini mencetak 43 gol dari 165 kali penampilan nya bersama klub tsb.
Pada musim 2010 ia pindah ke klub Persija Jakarta, ia menempati posisi gelandang serang yang ditinggalkan oleh Firman Utina yang hengkang ke Sriwijaya FC. Makor juga merupakan pemain timnas Liberia, mengawali debut pada tahun 1989 ketika negaranya, Liberia berhadapan Guinea. Ia sudah 25 kali memperkuat timnas Liberia dengan torehan 4 gol. Sampai saat ini, Makor telah mengkoleksi 3 gol bersama Persija Jakarta. Gol perdana nya ia cetak sewaktu Persija melawan Persijap pada beberapa waktu yang lalu, sedangkan 2 gol lain nya ia buat sewaktu Persija melawan tuan rumah PKT Bontang pada 10 Februari 2011 dan 2 golnya tersebut ikut andil membawa Persija meraih kemenangan 3-1 atas tuan rumah PKT Bontang. Inilah dia Machine Man Persija Jakarta, Oliver Makor. ( JO - odla )

By wong dewek | A comment?

Bersatu Dalam Kekompakan Untuk Persija.



“TINGGALKAN RAS TINGGALKAN SUKU, SATU TEKAD DUKUNG PERSIJA, DIBAWAH BENDERA JAKMANIA, MAJULAH PERSIJA PANTANG MUNDUR”. Itulah sepenggal potongan lagu dari jakmania dalam mendukung Persija Jakarta. Menurut gw arti dari lagu itu adalah tak ada pandang bulu, pandang usia, dari mana asal kita, dari mana kelompok kita berasal, walaupun semua berbeda-beda, tetapi kita tetap satu yaitu jakmania yang selalu mendukung Persija. Tidak ada yang dibeda-bedakan dalam mendukung Persija Jakarta, mau orang kaya, orang elite ( ekonomi sulit ), mau ganteng, mau cantik, dan lain sebagainya “KITA TETAP SATU YAITU JAKMANIA”.

Supporter jakmania adalah pemain ke-dua belas dari Persija. Ibarat kata jakmania itu sebagai “ SAYAP DARI PERSIJA” yang tugasnya adalah selalu mendukung Persija dimanapun Persija berada, untuk mencapai satu tujuan, satu tekad yaitu” JUARA”. Karena jakmania merupakan sayap dari Persija, jakmania harus bisa membawa Persija terbang tinggi ke atas yaitu JUARA, Dengan cara selalu memberikan dukungan terhadap Persija, saat tandang maupun kalah, saat duka maupun duka. Dimana ada Persija dan disitu juga ada jakmania. Karena Nyanyian dan lagu-lagu yang diteriakan oleh supporter jakmania yang meneriakkan dengan lantang PERSIJA, PERSIJA, DAN PERSIJA, telah membuat mental pemain Persija menjadi mental macan yang haus mangsa, dan sebaliknya pemain lawan akan menjadi ciut nyalinya karena teriakkan para jakmania tersebut.

Namun sekarang ini suasana di stadion senayan jika Persija sedang berlaga agak sedikit aneh. Aneh disini dalam artian, kekompakkan dalam memberikan dukungan terhadap Persija sekarang ini menjadi tidak kompak lagi, “ ADA APA DENGANMU JAKMANIA???”. Di setiap sektor tribun pasti ada aja dirigen dadakan yang memandu jakmania untuk beratraksi. Padahal kalau setiap sektor tribun ada dirigen malah bagus kan, malah makin gampang untuk mengkordinir untuk beratraksi, tetapi dirigen dadakan tersebut membuat kacau suasana beratraksi jakmania. Dirigen yang satu nyanyi lagu apa, yang satu lagi nyanyi apa, kan jadinya gak nyambung, malah bertabrakan yang ada semua itu. Pemain Persija mungkin bisa juga bingung dan berkata dalam hati “ ini kok jakmania nyanyi apa yah, kok gak jelas yah”. Yang ada kita bukan membuat pemain persija menjadi semangat malah membuat Persija jadi gak semangat,

Dan setiap dirigen dadakan adalah perwakilan dari setiap kelompok yang datang, jadi seolah-olah mereka itu pengen mencari sensasi dan nama aja di stadion. Supaya kelompok mereka dikenal oleh orang banyak. Klo mw kelompoknya supaya terkenal jangan di jakmania carinya, cari aja di kontes-kontes musik, atau gak nonton aja konser musik trus lu semua pada gaya-gaya dah tuh biar disorot kamera trus terkenal kan langsung. Ini jakmania bang, tempat para pendukung Persija bukan tempat untuk menjadi ajang untuk terkenal-kenalan.

Dulu waktu lebak bulus sehabis gw nonton Persija berlaga, pas nyampe rumah gw tanya ame temen gw,” tadi jelas gak jakmania nyanyi apa???, trus kata temen gw, “ mantap banget jakmania nyanyi dan beratraksinya, kompak banget dah.. tapi sekarang kalau gw tanya itu lagi sama temen gw, temen gw langsung jawab “ sekarang jakmania udah gak kompak, udah gak mantap lagi atraksi dan nyanyiannya, pas persija ngegolin doang baru kompak lagi”. Dalem hati gw, “kok bisa yah semue itu terjadi???” dan gw sempet gak percaya sama temen gw, trus gw nonton siaran ulang Persija di tv, pas gw nonton emang bener udah gak kompak lagi suara jakmania.

Seperti yang gw bilang tadi, kalau jakmania itu sayap dari jakmania, jika jakmania sekarang udah gak kompak lagi beratraksi dan bernyanyi, gimana kita mau bawa Persija terbang ke atas kan, sayap yang satu terbang ke kanan yang satu terbang ke kiri, kapan mw sampainya persija ke atas kan, begitu juga dengan atraksi dan nyanyian, kalau kita gak kompak, pemain Persija malah jadi bingung, malah gak ada pelecut semangat kemenangan dari jakmania.

Gw berharap ke depannya jakmania bisa kompak dalam beratraksi dan bernyanyi dalam mendukung Persija. Tinggalkanlah keegoisan kelompok-kelompok, karena pada dasarnya “ KITA ITU SATU YAITU JAKMANIA”. Buat apa sih mencari sensasi supaya kelompok-kelompok lu pada menjadi terkenal di stadion, kan lebih baik kalau jakmania itu kompak, karena semua itu buat kebaikan kita semua kok bukan buat individu tapi buat persija dan jakmania.” MARI RAPATKAN BARISAN, SATUKAN TEKAD DAN TUJUAN, DAN YANG PALING TERPENTING ADALAH BERSATU DALAM KEKOMPAKKAN UNTUK PERSIJA.”

JAK DEPSOS
( BARISAN ORANGE )

By wong dewek | A comment?

Alangkah Indahnya Jika Supporter Indonesia Bersatu




Sudah banyak kerugian yang ditimbulkan akibat dari perkelahian antar supporter., dari korban luka-luka parah maupun ringan bahkan sampai merenggut nyawa seseorang. Korban yang tidak bersalah pun menjadi banyak, seperti masyarakat yang terkena sambitan, timpukan yang berada di sekitar tempat terjadinya perkelahian antar supporter, padahal masyarakat itu tida tahu apa-apa tentang perkelahian itu tetapi malah jadi korban. Karena hanya masalah saling ejek-ejekan saja harus menimbulkan korban. Padahal perkelahian itu tidak ada untungya, yang menang ditangkap polisi kalau tidak masuk rumah sakit, yang kalah masuk rumah sakit juga dan masuk ke dalam kuburan untuk selamanya. “Mau sampai kapan masalah ini terus terjadi ? Mau sampai kapan korban harus berjatuhan ? Kita ini kan satu negara satu bangsa satu nusa satu saudara yaitu INDONESIA.

Semboyan negara kita adalah “BHINEKKA TUNGGAL IKA”, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Harusnya semua supporter di Indonesia memakai semboyan ini, walaupun berbeda tim kebanggaan, berbeda warna, berbeda dukungan dan nyanyian, kita itu tetap satu yaitu INDONESIA. Boleh lah kita bermusuhan di dalam stadion ketika pertandingan berlaga, kita perang nyanyian untuk mendukung tim pujaan kita TANPA HARUS ADA KATA-KATA RASIS yang menimbulkan perkelahian, kita perang atraksi, dan lain sebagainya yang bersifat positif, tetapi ketika pertandingan selesai kita kembali lagi menjadi satu tali persaudaraan, hanya 2 x 45 menit saja kita saling bermusuhan.

Setiap tim pujaan kita bertandang ke kandang lawan, kita pun ikut bertandang ke kandang lawan karena kita adalah supporter, dimana tim kita berada disitu juga kita berada. Namun ketika dalam perjalanan, sering kali kita mendapatkan teror dari supporter lain, mendapatkan sambitan dan timpukan karena hanya keegoisan yang ada di dalam diri. Misalnya supporter A datang ke kota B, namun supporter C telah menunggu supporter A di perjalanan dan langsung memberikan teror, dan kejadian itu terus terulang ketika kelompok supporter melakukan tur tandang. Padahal kita kalau saling sambut menyambut dengan rasa persaudaraan , rasa kekeluargaan, kita pun merasa enak melakukan tur tandang untuk mendukung tim kesayangan kita, seolah-olah kandang tim lain menjadi kandang kita juga karena adanya rasa persaudaraan.

Namun rasa keegoisan yang ada, kefanatikan tim yang terlalu berlebihan sehingga menjurus ke arah yang negatif menimbulkan perkelahian dan ketidaknyamanan masyarakat yang melihatnya. Masyarakat sudah menggangap supporter itu terkenal dengan rusuh. “Apakah kita mau dicap jelek terus dimata masyarakat ?”, kalau jawaban dari seorang supporter bukan perusuh tentu tidak mau, karena mereka tidak melakukan kerusuhan itu. Karena hanya sekelompok orang yang perusuh yang lain menjadi terkena imbasnya dari kelompok perusuh itu, nama supporter itu menjadi jelek dimata masyarakat, padahal tidak semua supporter melakukan itu tetapi kita semua menjadi korban tidak bersalah.

“SAMPAI KAPAN SEMUA INI HARUS TERJADI ??? SAMPAI KAPAN HARUS KORBAN JATUH KARENA KEEGOISAN”. Sudah saatnya kita semua meninggalkan keegoisan dan kefanatikan tim yang mengarah negatif yang membuat masyarakat takut bila sekelompok supporter sedang berkumpul, karena masyarakat sudah mengganggap supporter adalah perusuh. Supaya tidak ada lagi korban berjatuhan. Kita hanya bermusuhan 2 x 45 menit ketika pertandingan berlaga, bermusuhan perang atraksi dan nyanyian. Ketika supporter lain datang ke kandang kita, kita harus menyambut dengan rasa persudaraan, dan langsung mengucapkan “SELAMAT DATANG, SELAMAT DATANG YUK BERGEMBIRA BERSAMA KAMI THE JAKMANIA". Indahnya jika satu stadion kita duduk bersama saling beratraksi mendukung tim pujaan masing-masing, tidak ada lagi tawuran dan perkelahian antar supporter, masyarakat juga menggangap supporter sebagai kelompok yang ramah, sopan dan santun.

“SATU NUSA SATU BANGSA SATU BAHASA KITA, TANAH AIR PASTI JAYA UNTUK SELAMA-LAMANYA, INDONESIA PUSAKA INDONESIA TERCINTA, NUSA BANGSA DAN BAHASA KITA BELA BERSAMA”. Dan seharusnya lagu ini menjadi alat untuk pemersatu seluruh supporter di indonesia.

DAMAILAH SUPPORTER INDONESIA

By wong dewek | A comment?

HADIAH JUARA BUAT WARGA KOTA ( PERSIJA JUARA 1973 )




Kesebelasan Persija berhasil mengalahkan kesebelasan Persebaya (1-0) dalam grandfinal kejuaraan nasional PSSI. Persebaya bermain kasar dan nyaris terjadi baku hantam. Wasit Djuremi tak berwibawa.


DI bawah tatapan mata gubernur Moh. Noer, kesebelasan Persebaya berbuat segala-galanya untuk merebut kembali gelar juara yang pernah direnggutnya 21 tahun yang lalu — termasuk bermain keras. Namun lebih dari 100.000 perionton Stadion Utama menyaksikan pula bahwa permainan keras yang menjurus kotor itu justru merupakan racun yang membunuh peluang juara Persebaya. Malam itu, Selasa tanggal 12 Desember, praktis merupakan peristiwa ulangan dua tahun yang lalu (6 Oktober 1971) di antara kedua kesebelasan dalam memperebutkan Kejuaraan Nasional PSSI. Dan dengan posisi tanpa kompromi yang kurang menguntungkan Persija, semula para pecandu bola dihadapkan pada teka-teki, taktik dan strategi apa yang akan dikembangkan oleh kedua kesebelasan pada saat-saat yang menentukan itu.
Daerah-tak-bertuan. Tapi rupanya untuk menjawab teka-teki itu, sepak-terjang Rusdi Bahalwan, back kiri Persebaya, memegang kuncinya. Menit-menit pertama ia berpapasan dengan Iswadi kanan-luar Persija, dan cara Rusdi membendung terobosan Kapten Persija ini, segera menjawab dengan komplit apa yang akan terjadi pada sisa-sisa pertandingan yang masih panjang. Ditambah pula dengan Wasit Djuremi yang berkwalifikasi kelas FIFA — tapi agaknya lupa membawa kartu merah — jelas pimpinannya ini memberi inspirasi bagi Persija untuk melayani tantangan lawan di kandang sendiri. Begitulah jadinya: ketika Sutan Harhara berusaha menghadang Kadir dengan cara Rusdi, arena pertandingan nyaris berubah menjadi daerah tak bertuan. Pada menit ke-15 dan selama 6 menit: petugas keamanan, wartawan-foto, ofisial dan cadangan kedua kesebelasan turut sibuk di dalam adegan yang disensu TVRI. Nampaknya siasat Persebaya unluk menteror mental anak-anak Ibukota dengan kekerasan fisik paling tidak untuk sementara berhasil. Ketika Iswadi dan Jacob Sihasale setuju untuk melanjutkan permainan, Anjasmara, Sofyan Hadi dan Sumirta nampaknya mulai ciut nyalinya. Sementara Iswadi lebih berhati-hati, meski dalam duel ia toh memperlihatkan kelihayannya untuk mengelak ataupun menggasak kaki lawan. Di dalam kemelut keras lawan keras tanpa wibawa wasit Djuremi, hanya etika pemain dan disiplin penonton agaknya yang menyelamatkan final ini dari situasi yang memburuk.
Bermuka-kartu. “Sayang Persija terpancing oleh permainan kasar Persebaya”, kata Sarman Panggabean pada TEMPO sewaktu turun minum. “Mereka sebenarnya jangan meladeni”, tambah Ronny Paslah yang turut menyaksikan di pinggir lapangan. Kedua pemain edan itu bukan tidak tahu bahwa resep mujarab yang biasa dipaka PSMS mengalahkan Persija, kini sedang ditrapkan Persebaya terhadap anak-anak Jaya. Tapi rupanya lain Medan, lain Persebaya. Yang pertama memancing kemarahan lawan, bikin groggy mentalnya dan mencuri peluang ketika lawan lengah. Sementara Persebaya lebih mirip menjaring, hantam-kromo dan merusak keseimbangan kerjasama trio Ngurah Ray – Waskito – Kadir. Dan jangan lupa pemain seperti Risdianto yang selalu bermuka-polos bukan tidak tahu ia dan rekan-rekannya berada dalam jaring Persebaya. Itulah sebabnya di babak kedua ketika kiper Tjong dan barisan belakang Persebaya bersantaisantai mempermainkan bola – dengan maksud mengulur waktu dan memaksa pertandingan berakhir seri – Risdianto mengatur barisan depan Persija memulihkan kepercayaannya. Kesempatan itu akhirnya tiba di menit ke-78, ketika Andi Lala yang menggantikan Arwiyanto dimakan Diono. Tendangan bebas untuk Persija dali daerah penalti Persebaya terjadi. Risdianto berbisik pada Lala. Barangkali penyerang-tengah Persija ini mengingatkan rekannya bahwa dalam beberapa pertandingan terdahuhl ia terlampau sering mengecewakan suporter Persija dalam adegan di muka gawang. Dan dengan sebuah cuilan, bola disuguhkan pada Lala. Pekerjaan selan jutnya adalah menggenjot biji longkong itu ke sudut kanan gawang Persebaya. Seantero Stadion bergema. Yang tua yang muda, semuanya bangkit menyambut bobolnya gawang Tjong. Hadiah Natal dan Tahun Baru bagi warga ibukota. Bola bergulir lagi. Kini giliran Hudo Hadianto bersantai-santai. Wasit Djuremi nampaknya bingung melihat Persija bisa menang. Dan iapun makin melongo ketika Persija sama pandainya mengulur-ulur waktu.
Biang Kerok. “Tiada perarutan untuk menindak taktik mengulur waktu”, kata Ketua Komisi Wasit PSSI, Besus. Meskipun Besus mengakui bahwa biangkerok yang merampas mutu final kejuaraan 1973 ini diawali pada menitmenit pertama, ketika Djuremi sudah harus memperingatkan Rusdi Bahalwan dengan kartu kuning. “Saya akui pimpinan wasit amat buruk”, katanya pada TEMPO seusai pertandingan. Dan brengseknya pimpinan wasit itu tak perlu dipungkiri, ikut pula merusak mutu permainan yang semula diharapkan paling tidak bisa berkembang seperti dalam final Persija – Persebaya (1-1) dua tahun lalu. Tapi siapa nyana, kali ini ditutup dengan pertandingan yang paling jorok dari seluruh pertandingan di babak final kejuaraan 1973. Dan siapapun yang mencintai olahraga keras ini, toh tidak akan memicingkan mata terhadap pemerkosaan kaidah-kaidah permainannya.(GRY-JO)
Sumber : Tempo 22 Desember 1973

By wong dewek | A comment?

Tan Liong Houw "Macan Betawi"

Cetak E-mail


Tan Liong Houw atau Latief Harris Tanoto (lahir di Surabaya, 26 Juli 1930; umur 79 tahun) adalah seorang pemain sepak bola terkenal Indonesia di era tahun1950-an. Ia dikenal sebagai pemain lini tengah yang perkasa dan ditakuti lawan. Posisinya sebagai gelandang kiri, mengharuskan Liong Houw bermain keras untuk merusak formasi lawan.
Pada masanya, Tan Liong Houw menjadi pujaan tim nasional dan Persija Jakarta. Bahkan para pendukung Tim Persija memberinya julukan “Macan Betawi” walaupun Ia berasal dari etnis Tionghoa.
Tan Liong Houw tumbuh remaja di Jakarta. Nama “naga” (liong) dan “harimau” (hauw) yang diberikan orangtuanya adalah dua binatang lambang keperkasaan dalam mitologi etnis Tionghoa. Ibunya, Ong Giok Tjiam, semula tidak mengizinkannya menjadi pemain sepak bola. Adiknya, Tan Liong Pha, yang sempat bermain untuk Persib Bandung Junior terpaksa berhenti karena larangan sang ibu. Berbeda dengan adiknya, Liong Houw tetap bermain sepak bola secara sembunyi-sembunyi. Sang ibu memergokinya dan kemudian mengirimnya ke Semarang agar tak bermain sepak bola lagi.
Namun nasib baik justru mempertemukannya dengan orang-orang dari klub Tjung Hwa (sekarang PS Tunas Jaya), perkumpulan olah raga warga keturunan Tionghoa kala itu. Orangtuanya kemudian meminta Jaya, perkumpulan olah raga warga keturunan Tionghoa kala itu. Orangtuanya kemudian meminta Liong Houw kembali ke Jakarta. Sang ayah akhirnya mengijinkan bermain bola setelah menyaksikan kegigihan anaknya mengasah bakat. Liong Houw kemudian dipanggil masuk ke tim nasional dan prestasinya semakin bersinar.
Tanoto, demikian ia juga biasa dipanggil, tidak menggantungkan penghidupan dari bermain sepak bola. Bermain sepak bola baginya benar-benar karena hobi dan mengabdi kepada negara. Pada waktu itu sebagian dari pemain Tim Sepakbola Nasional Indonesia berasal dari keturunan Tionghoa, seperti Thio Him Tjiang, Kwee Kiat Sek, Phoa Sian Liong, Lie Kiang An, Chris Ong, dan Harry Tjong.
Tudingan bahwa para pemain keturunan Tionghoa akan bermain setengah hati dan kendur semangatnya bila Indonesia bertemu dengan pemain dari Cina sempat membuat Tanoto dan kawan-kawan sakit hati. Pada dekade 1950-an Indonesia sempat dua kali bertemu dengan Republik Rakyat Cina, yaitu pada kualifikasi Olimpiade 1956 dan kualifikasi Piala Dunia 1958. Faktanya, Indonesia selalu sukses melewati para pemain Cina.
Tanoto dan kawan-kawan berhasil masuk perempat final Olimpiade 1956 di Australia. Pada ajang inilah cerita legendaris itu tertoreh. Tim Merah Putih berhasil menahan Uni Soviet 0-0 sebelum akhirnya kalah 0-4 pada partai ulang hari berikutnya. Tanoto bermain dengan “keringat darah”. Kaus kakinya sampai robek di tengah pertandingan karena termakan permainan keras lawan.Setelah Asian Games 1962 di Jakarta, Tan Liong Houw memutuskan pensiun. Hidupnya kemudian lebih banyak dihabiskan bersama istrinya, Loe Lan Eng atau sekarang lebih akrab dipanggil Hilda Lanawati, dan empat anaknya: Wahyu Tanoto, Budhi Tanoto, Indah Nurjani, dan Harijanto Tanoto. Dua anaknya, Wahyu Tanoto dan Budhi Tanoto, meneruskan bakat sang ayah. Keduanya sempat menjadi pemain nasional pada tahun 1980-an.
Tan Liong Houw bermain untuk Tim Merah Putih selama duabelas tahun sejak 1950. Ia memperkuat tim nasional dalam empat Asian Games dan banyak kejuaraan regional. Salah satunya menjuarai Merdeka Games 1961 di Malaysia setelah di babak final mengalahkan tuan rumah 2-1. Ia masih memberikan sumbangan pikiran untuk perkembangan sepak bola nasional dengan menjadi anggota Dewan Penasihat PSSI periode 1999-2003. ( GRY - JO)

By wong dewek | A comment?